Senin, 28 Januari 2013

Miw dan Teratai

Dulu.. duluuuu sekali saya sempat punya keinginan untuk membuat buku cerita anak-anak. Iya, semacam cerita tentang sekumpulan binatang yang bisa bicara dan ibu peri baik hati :). Jangan salah, justru membuat cerita untuk anak-anak bisa jadi lebih sulit daripada menulis cerita untuk orang dewasa. Ada moral yang harus disampaikan dengan gaya bahasa yang manis dan mudah dicerna. Hasilnya sejak awal saya mencetuskan impian tersebut baru satu karya yang akhirnya saya hasilkan :p

MIW DAN TERATAI


Matahari masih bersinar malu-malu ketika Miw memulai perjalanannya hari itu. Tanah yang dia injak masih basah sisa hujan semalam begitu pula pohon dan rerumputan. Segar sekali rasanya menghirup udara pagi itu. Miw terus berjalan menuju padang ilalang tempat dia berjanji untuk bermain bersama Tipo, kura-kura sahabatnya.Tipo berjanji akan memperlihatkan bunga teratai yang sedang mekar di tengah telaga di padang ilalang. Miw belum pernah melihat bunga teratai jadi dia sangat senang menerima ajakan Tipo.Lagi pula Tipo adalah sahabatnya jadi apapun yang akan mereka lakukan asalkan dikerjakan bersama pasti menyenangkan, pikir Miw.

Miw akhirnya menemukan Tipo sedang duduk di  atas batu di pinggir telaga sambil membaca buku.
"Tipo!!" seru Miw
"Akhirnya kau datang juga, kemarilah! aku sengaja duduk ditempat dimana kau bisa melihat teratai itu dengan jelas." kata Tipo sambil menggeser duduknya.
"Mana teratai itu Tipo? perlihatkan padaku,aku belum pernah melihat teratai seumur hidupku. Apakah mereka secantik mawar yang tumbuh di pekarangan bibi kelinci?" seru Miw sembari memanjat ke atas batu.
“Itu di sebelah sana tepat disebelah kanan batu di tengah telaga itu. Tidakkah kau lihat bunga teratai yang berwarna merah muda  serta daunnya yang hijau dan  berukuran lebar?” jawab Tipo sambil berusaha menunjuk dengan jarinya.
“Iya aku melihatnya!! Wow itu indah sekali,bagaimana bunga seindah itu bisa tumbuh ditengah telaga? Bisakah aku menanamnya di halaman rumahku Tipo?” Tanya Miw penuh harap.
“ Kau tidak bisa menanamnya di halaman Miw, teratai adalah tanaman air dia hanya bisa tumbuh di air. Jadi kecuali kau memiliki kolam di halaman rumahmu kau tidak bisa memeliharanya.” Jawab Tipo sambil tertawa.
Miw terkejut mendengar penjelasan Tipo. Dia tidak tahu jika teratai hanya tumbuh di air dan dia tidak mempunyai kolam di halaman rumahnya, jadi dia tidak bisa memelihara teratai dirumah. Padahal teratai itu begitu indah, pikir Miw.
“Sayang sekali, padahal aku ingin memperlihatkannya pada yang lain.” Miw tampak sangat sedih ketika mengatakannya.
“Kalau begitu biar aku ambilkan untukmu!” kata Tipo sambil melemparkan dirinya ke air dan berenang ke arah teratai itu.

Tidak seperti Miw, Tipo sangat pandai berenang. Gerakannya tampak anggun ketika meluncur di air dan tidak seperti ketika berjalan di darat, Tipo meluncur sangat cepat. Suatu saat aku juga akan berenang seperti itu, pikir Miw.
Tak berapa lama kemudian Tipo datang sambil menarik teratai itu ke tepian. Tapi entah mengapa Tipo terlihat sedih.
“Wah kau berhasil Tipo, lihat cantik sekali bunga ini.” Seru Miw sambil membelai kelopaknya.
“Iya,tapi..” Tipo tiba-tiba menghentikan ucapannya.
“Kenapa? Kau terlihat sedih,apakah bunga ini tidak cukup cantik Tipo?” Tanya Miw.
“Bukan Miw, bunga ini sangat cantik. Tapi jika kita memetik atau membawanya pulang  maka hanya kita yang bisa melihat kecantikannya, tidakkah kau merasa sayang. Bagaimana jika ada hewan lain yang juga ingin melihatnya dan mereka sengaja datang dari jauh. Mereka pasti sangat sedih jika tak bisa menemukannya lagi. Aku sedih karena aku sudah terlanjur berjanji untuk memetiknya untukmu dan kau pasti sedih jika aku mengingkari janjiku.” jawab Tipo sambil menunduk.

Pada awalnya Miw hanya ingin melihat bunga itu dari dekat dan menanamnya di halaman rumah agar bisa melihatnya kapan saja. Dia lupa jika mungkin saja ada hewan lain yang juga ingin melihatnya. Sangat tidak adil jika dia memiliki keindahan bunga itu untuk dirinya sendiri, bukankan sesuatu itu akan lebih indah jika dibagi. Ah..Miw jadi malu sendiri.
“Tipo maafkan aku, lupakan saja permintaanku yang tadi tolong kembalikan bunga itu ke tempatnya semula. Jika aku ingin melihatnya lagi maukah kau menemaniku?”Tanya Miw.
“Tentu akan menemanimu kapanpun kau mau.” Seru Tipo riang.
“Sebagai gantinya maukah kau mengajariku berenang Tipo? Aku ingin bisa melucur sepertimu dan melihat teratai itu dari dekat!” Tanya Miw.
“Hahaha kalo kau ingin berenang secepat aku sebaiknya kita  mulai mencari tempurung yang cocok untukmu” canda Tipo.

Siang itu Miw mendapat pelajaran yang sangat berharga, bukan hanya tentang indahnya bunga teratai tapi juga pelajaran jika kita tidak boleh bersikap egois dan mementingkan keinginan kita sendiri. Mungkin saja ketika Miw bersikeras membawa bunga teratai itu pulang, bunga itu hanya akan mati dan  membuat semua orang sedih. Dengan membiarkan bunga itu di tempatnya Miw telah memberi kesempatan padanya untuk hidup dan member kesempatan pada dunia untuk menikmati kecantikannya. Ah..Miw senang sekali memikirkan itu.

The end
Sekian
Terimakasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar