MIW DAN TERATAI
Matahari masih bersinar malu-malu ketika Miw memulai
perjalanannya hari itu. Tanah yang dia injak masih basah sisa hujan semalam
begitu pula pohon dan rerumputan. Segar sekali rasanya menghirup udara pagi
itu. Miw terus berjalan menuju padang ilalang tempat dia berjanji untuk bermain
bersama Tipo, kura-kura sahabatnya.Tipo berjanji akan memperlihatkan bunga teratai yang sedang
mekar di tengah telaga di padang ilalang. Miw belum pernah melihat bunga
teratai jadi dia sangat senang menerima ajakan Tipo.Lagi pula Tipo adalah
sahabatnya jadi apapun yang akan mereka lakukan asalkan dikerjakan bersama
pasti menyenangkan, pikir Miw.
Miw akhirnya menemukan Tipo sedang duduk di atas batu di pinggir telaga sambil membaca
buku.
"Tipo!!" seru Miw
"Akhirnya kau datang juga, kemarilah! aku sengaja duduk
ditempat dimana kau bisa melihat teratai itu dengan jelas." kata Tipo
sambil menggeser duduknya.
"Mana teratai itu Tipo? perlihatkan padaku,aku belum
pernah melihat teratai seumur hidupku. Apakah mereka secantik mawar yang tumbuh
di pekarangan bibi kelinci?" seru Miw sembari memanjat ke atas batu.
“Itu di sebelah sana tepat disebelah kanan batu di tengah
telaga itu. Tidakkah kau lihat bunga teratai yang berwarna merah muda serta daunnya yang hijau dan berukuran lebar?” jawab Tipo sambil berusaha
menunjuk dengan jarinya.
“Iya aku melihatnya!! Wow itu indah sekali,bagaimana bunga
seindah itu bisa tumbuh ditengah telaga? Bisakah aku menanamnya di halaman
rumahku Tipo?” Tanya Miw penuh harap.
“ Kau tidak bisa menanamnya di halaman Miw, teratai adalah
tanaman air dia hanya bisa tumbuh di air. Jadi kecuali kau memiliki kolam di
halaman rumahmu kau tidak bisa memeliharanya.” Jawab Tipo sambil tertawa.
Miw terkejut mendengar penjelasan Tipo. Dia tidak tahu jika
teratai hanya tumbuh di air dan dia tidak mempunyai kolam di halaman rumahnya,
jadi dia tidak bisa memelihara teratai dirumah. Padahal teratai itu begitu
indah, pikir Miw.
“Sayang sekali, padahal aku ingin memperlihatkannya pada
yang lain.” Miw tampak sangat sedih ketika mengatakannya.
“Kalau begitu biar aku ambilkan untukmu!” kata Tipo sambil
melemparkan dirinya ke air dan berenang ke arah teratai itu.
Tidak seperti Miw, Tipo sangat pandai berenang. Gerakannya
tampak anggun ketika meluncur di air dan tidak seperti ketika berjalan di
darat, Tipo meluncur sangat cepat. Suatu saat aku juga akan berenang seperti
itu, pikir Miw.
Tak berapa lama kemudian Tipo datang sambil menarik teratai
itu ke tepian. Tapi entah mengapa Tipo terlihat sedih.
“Wah kau berhasil Tipo, lihat cantik sekali bunga ini.” Seru
Miw sambil membelai kelopaknya.
“Iya,tapi..” Tipo tiba-tiba menghentikan ucapannya.
“Kenapa? Kau terlihat sedih,apakah bunga ini tidak cukup
cantik Tipo?” Tanya Miw.
“Bukan Miw, bunga ini sangat cantik. Tapi jika kita memetik
atau membawanya pulang maka hanya kita
yang bisa melihat kecantikannya, tidakkah kau merasa sayang. Bagaimana jika ada
hewan lain yang juga ingin melihatnya dan mereka sengaja datang dari jauh.
Mereka pasti sangat sedih jika tak bisa menemukannya lagi. Aku sedih karena aku
sudah terlanjur berjanji untuk memetiknya untukmu dan kau pasti sedih jika aku
mengingkari janjiku.” jawab Tipo sambil menunduk.
Pada awalnya Miw hanya ingin melihat bunga itu dari dekat
dan menanamnya di halaman rumah agar bisa melihatnya kapan saja. Dia lupa jika
mungkin saja ada hewan lain yang juga ingin melihatnya. Sangat tidak adil jika
dia memiliki keindahan bunga itu untuk dirinya sendiri, bukankan sesuatu itu
akan lebih indah jika dibagi. Ah..Miw jadi malu sendiri.
“Tipo maafkan aku, lupakan saja permintaanku yang tadi
tolong kembalikan bunga itu ke tempatnya semula. Jika aku ingin melihatnya lagi
maukah kau menemaniku?”Tanya Miw.
“Tentu akan menemanimu kapanpun kau mau.” Seru Tipo riang.
“Sebagai gantinya maukah kau mengajariku berenang Tipo? Aku
ingin bisa melucur sepertimu dan melihat teratai itu dari dekat!” Tanya Miw.
“Hahaha kalo kau ingin berenang secepat aku sebaiknya
kita mulai mencari tempurung yang cocok
untukmu” canda Tipo.
Siang itu Miw mendapat pelajaran yang sangat berharga, bukan
hanya tentang indahnya bunga teratai tapi juga pelajaran jika kita tidak boleh
bersikap egois dan mementingkan keinginan kita sendiri. Mungkin saja ketika Miw
bersikeras membawa bunga teratai itu pulang, bunga itu hanya akan mati dan membuat semua orang sedih. Dengan membiarkan
bunga itu di tempatnya Miw telah memberi kesempatan padanya untuk hidup dan
member kesempatan pada dunia untuk menikmati kecantikannya. Ah..Miw senang
sekali memikirkan itu.
The end
Sekian
Terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar